Super busy week! Gilaaaa selama nyaris 3 minggu ini hidup gue disibukkan dengan ngejar tugas, remedial, les, try out dan yang pasti be-la-jar!
Haaaah what a tiring month of the year! Sekarang posisi gue udah menyelesaikan segala tugas yang belom kelar, masih nyisa satu remed (karna gurunya yg gue gatau sok sibuk apa gimana intinya nolak terus buat gue dan temen2 sekelas gue mintain remed), beres uas, dan sedang try out di sekolah serta akan try out di tempat les. DUH! Sumpah yang namanya capek jadi pelajar tuh ya ini
Kesibukan keribetan dan kestresan pas kelas 9 keulang lagi di kelas 12 ini. Yang namanya perut ampe mual liat soal terus, kepala pusing terus tiap liat tulisan, mata mau nangis saking bingungnya sama soal2 yang gue gatau jawabannya apa, badan remukkk bgt saking capeknya karna minim istirahat. Tapi gue menanamkan satu hal di otak gue yaitu gue pasti bisa ngelewatin ini semua! Pas kelas 9 aja bisa kok, semuanya akhirnya beres dan cukup untuk membawa gue menjadi seorang anak SMA, berarti sekarang juga bisa gue lewatin dan hasilnya pasti bisa membawa gue menjadi seorang anak KULIAHAN yang sukses bahkan lebih dari sekedar harapan gue! AMIIIIIN
(Doa gue ga jauh2 dari lulus dan masuk PTN yg gue pengenin ya Allah :'''))
What I actually want to share today adalah.......sebuah cerpen! Ya, cerpen! Mungkin orang yang kenal gue bakal bertanya2 "hah? cerpen? cerita pendek? sejak kapan tara suka bikin cerita? sejak kapan tara suka nulis? sejak kapan imajinasi seorang tara bisa ditumpahin dalam sebuah tulisan?" oke mungkin orang2 lebih sering liat gue gambar atau coret2 sesuatu di buku atau di kertas kosong ataupun di sketch book gue kalo gue lagi iseng dibanding liat gue nulis cerita. Sebenernya duluuuuu bgt sekitar SD, gue tuh suka nulis cerita, bahkan hobi gue inilah yang bikin gue udah bisa mengoperasikan komputer dari SD kecil sekitar kelas 1an. (Dan itu nilai ++++ banget buat gue, karena gue beberapa step jauuh lebih maju dibanding temen2 gue waktu dulu pertama kali praktek komputer di SD). Cerita2 gue ini tuh dulu sampe pernah masuk majalah (waktu itu majalah Bobo haha), tapiiii sejak SMP hobi gue yang satu ini gue lupakan karna gue sibuk menekuni hobi gue yang waktu itu juga jadi ekskul gue pas SD sebenernya. Basket. Hobi mengarang dan menulis gue ini kalah sama basket gue dannnnnnn lebih kalahnya lagi karna gue mengenal friendster, facebook, plurk, blog, twitter (yang sampe sekarang paling aktif diantara yang lainnya) dan lain lain sebagainya yang menyangkut per-internetan dan per-dunia mayaan (halah). Nahloh? Terus sekarang lo mau ngeshare cerpen apaan dong? Jadi giniiii pas kemaren gue ngejar tugas gue yang belom selesai, salah satu tugasnya itu bikin cerpen! Dan cerpen kemaren itulah yang mau gue share disini. Gue juga ga ngerti ini inspirasinya dari mana, mungkin gue terlalu sering denger curhatan orang, atau liat kehidupan orang lain, atau malah keseringan nonton sinetron melow gitu? Padahal gue jarang nonton tv-_- Yaaah pokonya gitulah, dan lewat cerpen ini gue gatau pede aja gitu mengatakan bahwa yaaah imajinasi gue masih bisa kepakelah buat bikin sebuah tulisan (walaupun ga banyak) wkwk. Panjang ya ternyata paragraf pembuka gue yaduuuuh. Oke sorry untuk ke-berbelit2annya, dan inilah cerita gue........ (PURE IMAJINASI ya kawaaaan hahaha)
Hujan turun sangat deras ketika aku bangun pagi ini. Rasanya beraaat sekali untuk membawa badanku sendiri menuju kamar mandi yang hanya beberapa langkah dari tempat tidurku. Dalam keadaan masih memeluk guling, masuklah sebuah sms ke hpku. Sms dari Andez, sahabatku dari kecil yang sangat dekat denganku dan sudah aku anggap kakakku sendiri. Dia bahkan sering sekali menjadi "pacar"ku kalau aku lagi butuh teman jalan2. Dengan santai aku membuka sms itu dan seketika perasaanku bercampur aduk. Senang bercampur heran dan berbagai pertanyaan muncul di kepalaku.
"Pagi ndut, banguuun! Udah siang kali, cewe jangan males2an aja! Mandi, sarapan, abis itu pergi deh keluar rumah. Gue udah otw rumah lo. Buruan siap2 ya temenin gue. Hari ini gue mau keliling2 sama lo. HARUS MAU! Oke? See ya :D"
Begitulah isi smsnya. Aneh. Andez bukan tipe orang yang suka keluar rumah apalagi keliling-keliling ga jelas, dan dia lebih malas daripada aku. Aku tau pasti itu. Tapi hari ini dia sudah mengirimiku sms dari pagi bahkan menyuruhku mandi. Jelas aku heran. Ada apa dengan Andez hari ini?
Seusai mandi, aku menelepon Andez dan ternyata dia sudah di depan rumahku. Aku langsung keluar dan masuk ke mobilnya. "Udah sarapan belom?" Tanya Andez begitu aku duduk. "Belomlaaah lo gila kali bangun-bangun gue langsung mandi. Gak mau tau traktir yaa! Oke? Yes! Yuk yuk!" Jawabku napsu bertanya dan menjawab pertanyaanku sendiri.
Sekitar satu jam perjalanan, sampailah kami di sebuah tempat. Aku sama sekali tidak tau ini tempat apa, setahuku kita akan makan, tapi Andez malah membawaku kesini. Ke tempat yang sepertinya lumayan jauh dari rumah sampai perutku sudah tidak dapat menahan suara keluhan butuh diisinya lagi. Andez turun dari mobil duluan. Ketika aku akan membuka pintu, dia sudah ada di depan pintu mobil sebelah supir, lalu membukakan pintunya untukku, menengadahkan tangan agar tanganku memegang tangannya, lalu menarikku turun perlahan. Aneh sekali! Sangat aneh. Aku terheran-heran. Ada apa dengan Andez? Tidak biasanya seperti ini, dia juga tidak banyak berbicara hari ini, yang aku aku tau adalah hari ini aku bagai putri raja, diperlakukan istimewa oleh seorang pangeran kodok yang baru saja berubah menjadi tampan.
Andez memegang tanganku erat lalu menarikku ke sebuah danau. Danau yang cukup luas dan tidak terlalu kotor. Aku baru tau ada tempat seperti ini. Sejenak memperhatikan keindahan danau tersebut, lalu Andez memanggilku dari kejauhan. Disana sudah ada alas kotak-kotak merah putih lengkap dengan satu set alat makan dan beberapa makanan di atasnya. Piknik! Ya, Andez mengajakku piknik. Tapi kenapa dia tidak bilang dari sebelumnya?
Singkat cerita kami makan. Ceritanya sih sarapan, tapi kami makan pukul 11.30, jadi aku anggap itu adalah sarapan yang tertunda dan makan siang yang kecepetan. Kami makan sambil ngobrol dan bercanda seperti biasanya. Walaupun ini satu-satunya hal yang seperti biasa kita lakukan, tapi aku tetap saja merasa aneh, bahkan makin parah. Aku melihat Andez sangat bahagia hari ini. Tertawanya sangat lepas, raut wajahnya sangat asing bagiku walaupun terlihat sumringah. Tapi jujur saja, aku menikmati setiap canda tawa saat itu.
Setelah makan, Andez langsung mengajakku pergi. Kami keliling-keliling kota menggunakan mobilnya. Entah mengapa aku menikmati jalanan hari ini walaupun macet dan sempat hujan deras lagi, tapi aku merasa senang.
Malam menjelang, Andez kembali melajukan mobilnya. Kali ini aku merasa tidak asing dengan jalan yang ia lalui. Benar saja. Ini adalah tempat tadi pagi. Taman tempat kami piknik. Kenapa kesini lagi, pikirku. Tanpa bertanya apa-apa aku turun dari mobil. Kali ini Andez tidak membukakan pintu untukku. Aku berjalan ke arah danau dan disana aku melihat sudah ada meja makan dengan makanan di atasnya serta lilin-lilin cantik sebagai penerang sekaligus penghiasnya. Hmm semacam candle light kupikir.
Andez menarikkan kursi untukku duduk. Kami makan, namun hatiku tidak tenang. Aku merasa semakin janggal dengan hari ini. Andez tidak mengucapkan satu katapun saat makan. Setelahku mengelap mulutku dengan tisu sehabis makan, tiba-tiba saja Andez menarikku dari kursi dan mengajakku berdansa tanpa musik. Meskipun sangat aneh dan lebih terlihat seperti sepasang orang gila, namun aku menikmatinya. Sangat menikmati.
Andez memegang erat tanganku lalu memelukku dengan erat pula. Terasa begitu hangat. Ia memandangi wajahku, menatap tajam mataku lalu bertanya, "Hari ini lo senengkan?" Lalu aku mengangguk. "Ngerasa hari ini spesial?" lanjutnya yang kembali aku balas dengan anggukan. "Jangan pernah lupain hari ini yaa, karna gue ga tau besok-besok bakal gini lagi apa engga. Lo berharga banget buat gue. Gue sayang sama lo, sebagai apapun!" Andez memelukku setelah berbicara, dan aku tidak bisa berkata sepatah katapun. Lidahku kaku. Tanpa kusadari aku meneteskan air mata. Aku sangat terharu, dan bahagia.
Andez mengantarku pulang. Sebelum turun, aku mengucapkan terima kasih atas hari yang sangat menyenangkan ini. Andez hanya membalas dengan senyuman dan......... setetes air mata! Aku nyaris tidak percaya! Seorang Andez bisa menitikkan air mata, untukku?! Aku memeluknya kembali, menahan air mataku yang juga ingin menetes karna melihatnya menangis, lalu aku turun dari mobil. Andez membuka jendela mobilnya. "Sekali lagi makasih ya Ndez, gue gak mungkin lupa sama hari ini. Gue juga sayang sama lo." Kataku dari luar mobil. Dengan sisa air mata yang ada di pipi Andez, ia kembali tersenyum. Senyum yang sangat manis. Senyum yang belum pernah aku lihat seindah itu dari wajah seorang Andez. Mobil Andezpun melaju meninggalkan rumahku.
Dengan hati yang senang sekaligus terharu dan sedih yang bercampur menjadi satu, aku masuk ke dalam rumah. Aku kaget. Semua anggota keluarga ada di ruang tamu. Terlihat bunda menangis. "Kamu kemana aja?! Seharian ditelepon kenapa ga diangkat-angkat??" Serang ayah begitu aku menampakkan wajahku di depan mereka. Aku langsung mengambil hpku di tas dan melihat ada 27 panggilan tak terjawab. Aku sangat kaget. Banyak sekali, pikirku. Tapi kenapa seharian tidak terdengar sama sekali bunyinya? Apa karena aku terlalu asik? Sambil masih menangis, bunda berbicara, "Andez meninggal tadi pagi. Tidak lama setelah kamu pergi Tante Hara menelepon bunda." "Loh ga mungkin!" Aku tidak percaya. "Aku tadi seharian......" belum selesai aku berbicara, Saga, abangku sudah menyelak, "Dia bilang sama Tante Hara tadi pagi mau kesini katanya, tapi ternyata di jalan dia tabrakan!"
Seketika aku lemas. Sangat lemas. Kakiku seakan tak mampu lagi menopang berat tubuhku. Hpku jatuh begitu pula dengan tas yang kupegang, dilanjut dengan tubuhku yang tak kalah menjatuhkan diri ke lantai. Aku menangis sejadi-jadinya, sudah tidak bisa tertahankan lagi. Aku tidak bisa berkata apa-apa bahkan melihatpun seperti tidak bisa. Seperti ada sejuta tanda tanya di atas kepalaku, dan seketika itu juga seluruh keluarga memelukku.
* * *
Mataku sembab karena menangis semalaman. Kata bunda aku pingsan semalam. Aku langsung bergegas ke makam Andez setelah ku bangun tidur. Penyesalan yang teramat sangat karena aku tidak dapat melihat jenazah Andez untuk yang terakhir kali karena hal yang aku sendiri masih pertanyakan hingga sekarang. Andez kecelakaan. Ada sebuah truk menabrak mobilnya ketika ia berangkat ke rumahku. Tubuhnya terpental keluar dan terlindas truk tersebut.
Aku menangis terisak-isak disamping makam Andez. Kenapa secepat ini? Kenapa setragis ini? Kehilangan sosok Andez sama saja dengan kehilangan separuh jiwaku. Apakah semua kenyamanan dan kebahagiaan kemarin benar-benar dari seorang Andez? Itukah persembahan terakhir Andez? Apakah itu benar-benar yang terakhir? Apakah kenangan manis yang selama ini kita lewati tidak akan terulang lagi? Jika jawabannya "Ya", lalu siapa yang kemarin bersamaku? Berjalan bersamaku, makan, berdansa, bercanda tawa, menangis untukku, siapa??? Dan jika jawabannya adalah "Andez", maka aku hanya bisa bersyukur. Bersyukur karena senyuman termanis yang pernah kulihat selama hidupku adalah senyuman terakhirmu, Andez, dan kata-kata terindah yang pernah kudengar adalah kata-kata terakhirmu, Andez, kata-kata kau sayang padaku, kata-kata "Gue sayang sama lo, sebagai apapun.", Ndez. Siapapun kamu kemarin, kamu adalah yang terindah. Kamu adalah satu-satunya yang paling bisa memberikanku kebahagiaan seperti kemarin. Tidak ada yang bisa menggantikannya. Tidak akan pernah terlupa selamanya. Selamanya, Andez......
With love,